Saya Rindu. Itu Saja.

ntah apa yang sedang aku pikirkan sekarang ini. kacau. mungkin kamu, sesosok manusia dari negeri antah berantah. mungkin dia, yang selama ini telah hilang namun belakangan ini muncul kembali. atau mungkin tidak ada. mungkin aku tak punya pikiran. iya, mungkin.

aku selalu hidup dalam kemungkinan. tidak realistis. aneh. aku hanya terlalu takut untuk mengambil keputusan. itu sebuah kelemahan tentu saja.

tapi aku rasa ini bukan galau. kata galau terlalu luar biasa untuk mendeskripsikan perasaan aneh ini. ah rindu mungkin.

aku terlalu sering mengucap rindu. ntah tertuju pada siapa. baiklah, rindu ini memiliki objeknya tersendiri.

saat ini aku mungkin merindukan sesosok yang sekarang bayangan buramnya sedang bertengger di pikiranku. ah, dia lagi terdiam. dia menatapku. kemudian tersenyum. lalu bayangan itu menghilang. dan aku tersadar.

aku suka bertanya sendiri, apa ada perasaan yang lebih dalam dari perasaan rindu? aku memang tak bisa mendeskripsikan detail rasanya bagaimana, tetapi itu mampu menguras emosi. sungguh.

lalu ketika percakapan ringan itu mulai hadir mengisi kekosongan, ada kebahagiaan tersendiri yang aku rasakan. obrolan-obrolan tak masuk akal, berisi sebaris dua baris kalimat absurd dan emotion tawa ataupun kecupan. begitu sederhana.

ntahlah. yang pasti itu sedikit meminimalisir letupan rindu itu.