Kamis, 22 Mei 2014

Akhirnya Berakhir.

hari kedua jadi alumni sma. rasanya itu...... biasa saja (?)

sejak pengumuman kelulusan dua hari lalu, semua akhirnya berakhir. nggak akan ada lagi seragam putih abu-abu, sepatu bertali yang harus berwarna hitam, kaus kaki setinggi betis, serta topi+dasi+tali pinggang. nggak akan terdengar lagi teguran karena rok sekolah panjangnya di atas lutut atau bahkan terlalu ketat untuk perempuan, atau kaki celana yang dikuncupkan untuk laki-laki. akhirnya terbebas juga dari razia seragam sekolah..

lalu nggak akan ada lagi bangun sepagi-paginya, terutama hari senin dan jumat, untuk ikut upacara bendera dan senam bersama. nggak akan ada lagi kabur-kaburan dari guru pks karena telat masuk. nggak ada lagi janjian cabut ke kantin atau bolak-balik ke kamar mandi ketika jenuh sama pelajaran.
Continue reading Akhirnya Berakhir.

Senin, 19 Mei 2014

Berbahagialah, Anak Muda :)

sudahkah kita berbahagia? untuk alasan apapun.

aku rasa setiap orang punya cara masing-masing untuk membahagiakan dirinya sendiri. ada yang bahagia karena dikelilingi oleh orang-orang yang penuh kebahagiaan, ada yang bahagia karena menjadi sumber kebahagiaan orang lain, ada pula yanh bahagia karena ia memang harus bahagia. ribet ya? hahaha.

kebahagiaan adalah hal paling sederhana yang semestinya dirasakan oleh setiap orang tanpa kecuali. karena kebahagiaan yang sesungguhnya berasal dari diri sendiri. ketika kita terus mengasumsikan diri untuk bahagia, maka kita akan bahagia.
Continue reading Berbahagialah, Anak Muda :)

Sabtu, 17 Mei 2014

Ibarat Berjalan dalam Terowongan Panjang.

kita ibarat sedang dalam sebuah perjalanan. seperti menyusuri terowongan panjang yang gelap, kita tak tau dimana ada ujungnya. namun keyakinan membuat kita untuk terus merangkak, berjalan, bahkan berlari menyusurinya. karena kita percaya, bahwa di ujung sana kita akan menemukan cahaya.

dalam perjalanan ini, ada yang memutuskan berhenti karena kelelahan. ada pula yang memilih kembali ke belakang karena masih begitu susah untuk berpindah. namun tak sedikit juga yang terus maju, tak peduli seberapa jauhnya menuju titik terang itu. tak peduli seberapa gelap dan kelamnya terowongan itu, yang membuat kita terjatuh lalu terluka berulang kali.

satu yang membuat kita bertahan, percaya. kita percaya bahwa tak ada perjuangan yang sia-sia. ibarat pelangi sehabis hujan. janji Pemberi Hidup selalu tepat pada waktunya. kita hanya perlu menunggu dengan sesabar-sabarnya, serta memperjuangkan apa yang kita inginkan, dan Dia akan mengerjakan bagian-Nya.
Continue reading Ibarat Berjalan dalam Terowongan Panjang.