Minggu, 01 Juli 2012

Antara Jatuh Cinta, Logika, dan Kata Hati!!

Mungkin aku terlalu banyak berharap. Iya, terlalu banyak potensi harapan yang dapat aku lihat dari senyuman itu, dari sapaan itu, dari gelak tawa itu, dari tatapan itu, dan dari perhatian-perhatian kecil itu. 

Mungkin ini efek samping dari jatuh cinta. Hal-hal biasa terlalu ditanggapi dengan sesuatu yang luar biasa, yang WOW. Tetapi disitulah letak keindahannya. Disitulah letak manisnya jatuh cinta itu. Hahahaha harapan-harapan itu, memang harapan-harapan itu yang membuat perasaan jatuh cinta menjadi sesuatu yang istimewa. Membuat jatuh cinta itu menjadi sesuatu perasaan absurd yang tidak dapat diuraikan dengan logika tapi sangat dapat diterima oleh hati, hati manusia. Tentunya hati mereka, manusia-manusia yang sedang merasakan cinta itu sendiri.

Mereka yang jatuh cinta terkadang terlalu menikmati buaian yang ditawarkan cinta itu. Sehingga hampir saja logika tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Semua dijalani berdasarkan kata hati. Kata hati yang kata mereka merupakan ungkapan yang paling jujur, yang paling bisa dapat dipercaya. Memang, orang-orang yang sedang jatuh cinta harusnya mengikuti kata hatinya, tetapi terkadang kata hati juga harus dapat dicerna logika. Sehingga ketika dalam keadaan jatuh cinta sekalipun, kita tidak menjadi bodoh, atau dalam arti lain tidak akan diperbudak oleh cinta itu sendiri.

Pernyataan itu memang hanya sekedar asumsi saja, tetapi juga bukan asumsi asal bunyi aja. Aku bisa berpendapat begini, karena pada kenyataannya aku sering mendapati beberapa perbuatan-perbuatan sederhana dari mereka yang sedang jatuh cinta, tetapi hampir-hampir tidak dapat diterima oleh logikaku sebagai manusia waras hahaha Contohnya nih, ada yang gila karena cinta atau bahkan rela bunuh diri.. Wew, sebegitu nggak berartikah nyawanya? Nyawa lho, nyawa, pemberian paling cuma-cuma yang didapat dari-Nya, seenaknya diakhiri begitu saja? Ini nih, salah satu contoh yang paling nggak aku nggak habis pikir -_____-

Hm, ketika seseorang jatuh cinta maka dia harus mendapatkan orang yang dia jatuhi cinta tersebut, dengan berbagai cara, yang penting orang tersebut menjadi miliknya. Lalu? Apakah sebatas itu saja kepuasan akan jatuh cinta itu? Sebatas kepuasan memiliki saja? Huh, terkadang jatuh cinta sama ambisius nggak beda jauh lho. Hati-hati!!

Ataukah pernah mendengar kalimat ini "cinta tidak pernah memiliki?" waah kalimat semacam ini pasti pernah atau sering kita dengar, atau bahkan pernah dikumandangkan juga? hehehe kalimat semacam ini tercipta untuk mereka yang cintanya itu bertepuk sebelah tangan, mereka yang mencintai diam-diam. Tau tidak? Betapa bodohnya orang yang pernah berpikir seperti ini! Iya, kamu menyayangi seseorang, apakah memang tak pernah terlintas dipikaranmu untuk memilikinya? Bukankah dengan memilikinya akan ada jaminan kebahagiaannya ditanganmu? Dan bukankah kebahagiaannya adalah kebahagiaanmu? Lalu, mengapa bisa berpikir sepicik itu? Ahahaha apakah ini akibat dari rasa frustasi berlebih? Pengecut! Perjuangkan dulu, jangan hanya duduk diam manis dan memperhatikannya diam-diam, lalu menjadi stalker di fb dan twitternya, kemudian bergalau-galauan malam hari hanya karena memikirkannya hahaha betapa bodohnya *eh (menyindir diri sendiri..)

Terlalu sulitnya jika semuanya dicerna lewat logika. Lalu harus bagaimana? Bagimana caranya bisa mencintai dengan takaran yang pas? Apakah ada yang seperti itu?
Eh bukannya jatuh cinta itu membahagiakan ya? Lalu bahagia itu senderha? Berarti seharusnya jatuh cinta itu sederhana dong ya? Kenapa menjadi serumit ini? *hujan tanda tanya*

Itulah karena terlalu melibatkan logika. Terkadang mencintai lewat logika malah menghasilkan kerumitan untuk cinta itu sendiri. Dan mencintai dengan terlalu melibatkan hati juga terkadang membuat si pecinta menjadi dibodoh-bodohi oleh cinta itu. Jadi bagaimana?

Aku juga nggak mengerti. Terlalu susah menguraikannya, baik lewat logika maupun kata hati. Semakin dicari sebab-karenanya maka semakin tak akan ditemui ujung penyelesainnya.

Menurut aku yah, cinta itu kan perasaan, berarti cinta itu dirasakan. Cinta itu harus saling membahagiakan (sederhana ya?) Kalau hanya selalu menciptakan kesedihan, rasa-rasanya cinta itu mesti dipertanyakan deh? :p Hehehehe Oh ya satu lagi, cinta juga patut diperjuangkan!! (jangan kayak aku hahaha)
Bukan hanya untuk 'seseorang' aja lho ya, untuk orangtua, keluarga, sahabat juga.. Jangan hanya sekedar ngomong aja.. Eh satu lagi, lebih baik belajar mencintai diri sendiri dulu deh, bukannya musuh terberat di dunia ini yah diri sendiri itu tadi.. Dengan begitu maka akan begitu mudah untuk kita mencintai orang lain, bahkan mencintai orang-orang yang tidak disukai sekalipun :D

Iya sih, mungkin aku bisa bilang gini sekarang, mungkin karena aku belum menempati posisi-posisi mereka yang sering aku anggap bodoh itu. Mungkin saja kelak, ketika cinta itu datang mengunjungiku, aku bisa berpikir dan bertindak jauh lebih bodoh lagi dari mereka. Yah, mungkin saja. Tetapi aku selalu berharap, setidaknya aku masih bisa menggunakan logikaku untuk mencernanya dengan baik, yah setidaknya aku tidak akan mati muda dan sia-sia hahahaha :p

*ini itu kalimat penyemangat untuk sendiri, sama sekali nggak ada niat menggurui. Gimana mau menggurui orang lain coba? diri sendiri aja nggak baik-baik amat -_- hehehe jadi yah, maklum aja*

0 komentar:

Posting Komentar