Sahabat. Sebuah kata yang sudah tidak terdengar asing lagi di telingaku. Aku bingung bagaimana lagi mendefinisikan kata itu. Karena memang sudah terlalu banyak definisi yang tercipta dari sebuah kata bertahtakan 7 huruf itu. Bahkan mungkin setiap umat memiliki definisi tersendiri dari kata itu.
Aku bukan seorang penyair yang bisa mengartikan satu kata itu menjadi sebuah pengertian yang luar biasa memukau, dengan susunan kata-kata mujarab yang mungkin terlihat rumit namun tetap terkesan elegan.
Bagiku, sahabat itu kumpulan manusia-manusia luar biasa yang mau tertawa dan menangis bersamaku. Manusia-manusia yang mau memandang aku karena apa adanya aku. Manusia-manusia yang lebih memilih menamparku secara langsung daripada menusukku dari belakang. Juga manusia-manusia yang pertama sekali memelukku ketika aku sedang menghadapi masalah, memelukku tanpa perlu menanyai mengapa dan bagaimana terlebih dahulu. Mereka, manusia-manusia yang menaruh kepercayaan penuh atasku. Mereka, yang mencintaiku lebih dari status sahabat itu sendiri.