Sabtu, 17 Mei 2014

Ibarat Berjalan dalam Terowongan Panjang.

kita ibarat sedang dalam sebuah perjalanan. seperti menyusuri terowongan panjang yang gelap, kita tak tau dimana ada ujungnya. namun keyakinan membuat kita untuk terus merangkak, berjalan, bahkan berlari menyusurinya. karena kita percaya, bahwa di ujung sana kita akan menemukan cahaya.

dalam perjalanan ini, ada yang memutuskan berhenti karena kelelahan. ada pula yang memilih kembali ke belakang karena masih begitu susah untuk berpindah. namun tak sedikit juga yang terus maju, tak peduli seberapa jauhnya menuju titik terang itu. tak peduli seberapa gelap dan kelamnya terowongan itu, yang membuat kita terjatuh lalu terluka berulang kali.

satu yang membuat kita bertahan, percaya. kita percaya bahwa tak ada perjuangan yang sia-sia. ibarat pelangi sehabis hujan. janji Pemberi Hidup selalu tepat pada waktunya. kita hanya perlu menunggu dengan sesabar-sabarnya, serta memperjuangkan apa yang kita inginkan, dan Dia akan mengerjakan bagian-Nya.

namun terkadang, segigih apa pun kita, ketika itu tidak dipersiapkan untuk kita, kita takkan mendapatkannya, walau kita berharap setinggi-tingginya. lalu kita kecewa, marah, putus asa. lantas? dibeberapa bagian, ada yang memutuskan untuk berhenti percaya dan berpikir bahwa hidup tak berpihak kepadanya. kemudian berhenti mencoba dan tak mendapat apa-apa. tapi ada juga yang di tengah kekecewaannya, ia kembali berjuang dengan semangat yang justru lebih besar dari sebelumnya, kegagalanya dijadikan alasan untuk berbuat lebih lagi. masalahnya, kita dibagian yang mana? pikirkan baik-baik.

intinya, hidup ada perjalanan panjang. kalau mau sampai lebih cepat di ujung terowongan, berjalanlah bahkan berlarilah lebih cepat. kita adalah apa yang kita kerjakan. semakin kita berusaha maka semakin cepat, semakin besar, semakin banyak yang menjadi bagian kita.

yang terpenting, kita hidup harus punya tujuan. dan nikmati setiap proses dalam mencapai tujuan tersebut. karena semua tidak melulu soal hasil, tapi proses. itu yang paling penting. karena dalam proses tersebut, mental kita dibentuk hingga pada akhirnya memiliki mental seorang pemenang.

ah ya, jangan lupa berserah, bukan menyerah. maksudnya, coba diam sejenak, menutup mata, lalu serahkan semuanya kepada si Pemberi Hidup. percayalah, Dia lebih tau tentang kita daripada kita tau tentang diri kita sendiri.

jadi bagaimana? siapkah menjadi seorang pemenang? selamat berlari lebih cepat dari sebelumnya. jangan lupa sesekali untuk berhenti sejenak, dan mengucap syukurlah. ingat, Tuhan itu maha baik.

4 komentar:

  1. Saya penggemar beratmu blog mu debby :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha terimakasih :)
      btw, penggemarku atau penggemar blog ku sih? :p

      Hapus