Kamis, 12 April 2012

Cakap Mereka Tentang Kita

"ntah mengapa harus hidup orang seperti mereka di dunia inilah" , "mereka sok berkuasa" , "nggak bisa mereka jaga perasaan orang lain" , "egois" , "blablablablabla" ...

kata-kata seperti itu terdengar tanpa sengaja. terdengar dari mereka, tertuju untuk kita :)
sejahat itukah aku dan sahabat-sahabatku? seburuk itukah kami?

hal-hal apa saja yang sudah kami perbuat sehingga begitu menyakiti kalian? kata-kata apa yang terlontar sehingga kalian begitu marah? sehingga kata-kata seperti itu pun tak sungkan kalian kumandangkan?

hei, kami bukan orang jahat. kami tak pernah mau mengambil bagian peran antagonis seperti cerita-cerita sinetron. dan tidak pernah tersirat keinginan untuk mem-bully, untuk menyakiti, untuk membuat kalian segeram itu..

kami suka bercanda. kami sangat sering bercanda. kata-kata, tingkah bodoh, kebanyakan itu bagian dari skenario lawakan kami. dan bukankah kalian selalu ikut tertawa untuk hal-hal seperti itu? bukankah kalian menyukainya? bukankah kalian menjadikan kami sebagai badut kelas, ketika kita merasa penat dengan teori-teori diluar batas penalaran kita dan soal-soal dengan sejumlah rumus rumit penyelesaiannya?

tetapi mengapa ada kata-kata lain dibalik pujian "kalian lucu" , "kami suka kalian" untuk kami? 
apakah dianatara banyolan-banyolan itu sering tercipta sakit hati? bukankah semuanya murni cuman canda-candaan saja?

sakit hatikah kalian? tapi mengapa kalian tidak pernah bersuara? kalian selalu saja ikut tertawa, membuat kami tidak pernah merasa bersalah.

siapa yang bersalah?
kami kah? dengan keegoisan yang ternyata mengukir luka..
kalian kah? yang selalu saja bersikap pura-pura..
atau kita? karena tidak pernah berpikir untuk saling mengerti.
terlalu bodoh jika kita hanya bisa saling mencari kesalahan masing-masing..

seandainya saja kita sama-sama bisa saling mengungkap apa yang dirasa, apa yang dipikir, mungkin takkan tercipta kesalahpahaman seperti ini.. yah, seandainya saja..

sebenarnya, apanya yang susah? apa untuk saling menjaga perasaan? ah, alasan bodoh itu lagi..
aku muak dengan alasan seperti itu..
apa dengan saling diam dan bercerita di belakang, itu sikap yang juga menjaga perasaan? 

terkadang tamparan-tamparan langsung seperti itu juga perlu. sakitnya memang tidak jauh beda dengan tusukkan dari belakang, tapi setidaknya itu lebih melegakan.

0 komentar:

Posting Komentar